Senin, 04 Maret 2013

Kekerasan terhadap masyarakat di Paniai, 30 Juni 2009



Penembakan 4 orang masyarakat Paniai oleh oknum anggota Brimob Polda Papua

Pada hari selasa, tanggal 30 Juni 2009, pada jam 10.30 WIT Sampai dengan jam 10.45 WIT, terjadi penembakan terhadap 4 Orang, Masyarakat Paniai, yang berasal dari Distrik Paniai Barat oleh Oknum anggota BRIMOB POLDA Papua BKO POLRES Paniai di jalan Iyaitaka, Kampung Enarotali, Distrik Paniai Timur, Kabuapten Paniai.

Pada pagi jam 08.00 WIT Sekelompok sekitar 200 orang Masyarakat Paniai Barat tiba di Lapangan Suharto Enarotali untuk menyelesaikan masalah antara Keluarga Degey dan Keluarga Boma terkait dengan  meninggalnya dan kerugian barang dan uang di curi oleh saudara istrinya (marga degei) yang dialami oleh Alm.Manis Boma yang meninggal pada 2 minggu yang lalu.

Karena menunggu lama, pada jam 09.30 WIT dan keluarga Degei tidak kunjung datang, maka sekelompok masyarakat Paniai Barat dan sekelompok anak-anak asal Idakebo, Kab. Dogiyai, dengan panah, parang, (kebiasaan masyarakat  pergi menuju ke Rumah Bp Yosia Degei (Kepala Dinas PERINDAGKOP Paniai) yang menurut masyarakat Paniai Barat ikut bertanggung jawab atas masalah antara keluarga Degei dan Boma tersebut, Dalam perjalanan menuju Rumah Bp. Yosia Degei, tepatnya di antara SD YPPK Enarotali dan Rumah Bp.Zet Yeimo, mereka bertemu dengan sekitar 11 orang anggota BRIMOB dengan Mobil Pick Up BRIMOB yang baru pulang dari MAPOLRES Paniai di Madi. Melihat masyarakat dengan kondisi demikian (bersejatakan panah dan parang), Anggota BRIMOB mencoba untuk menenangkan masyarakat tetapi tidak dapat dihindari sehingga  BRIMOB mengeluarkan tembakan peringatn, tembakan peringatan ditanggapi masyarakat sebagai penyerangan oleh BRIMOB, maka massa sudah tidak lagi berpikir untuk pergi ke rumahnya Bp. Yosia Degei, tetapi saling menyerang dengan BRIMOB, pada saat terjadi saling serang tersebut masyarakat melemparkan batu kearah BRIMOB dan BRIMOB membalas dengan mengeluarkan tembakan, pada saat itu, Kepala Distrik Paniai Barat (Lukas Pigai), John Gobai, Bp.Kletus Boma, coba menenangkan masa dan melerai tetapi tidak bisa didengar oleh masyarakat dan akhirnya saling serang tidak dapat dihindari, masyarakat dengan batu dan panah sebaliknya BRIMOB dengan senjata  pada jam 10.30 WIT,
1.      Marten Yan Pigai (Umur 38 Tahun, Lak-laki, Alamat  Kampung Kegouda, Distrik Paniai Barat,Kabupaten Paniai) terkena peluru dan  luka tembak di Paha kanan dan  perut,
melihat itu masyarakat tambah marah dan menyerang terus BRIMOB, sambil mundur kearah pos BRIMOB mengeluarkan tembakan akhirnya peluru juga terkena pada tubuh, 3 orang masyarakat yaitu

1.     Pendetus Boma (Umur 45 Tahun, Laki-laki, Kampung Kegouda, Distrik Paniai Barat) terkena peluru, dan mengalami luka tembak di betis kanan.
2.    Simion Keiya ((45 Tahun, Laki-laki, Kampung Kegouda) Terkena peluru dan mengalami luka tembak di leher.
3.    Mika Boma (Umur 59 Tahun, Laki-laki) terkene peluru di bagian Dada dan akhirnya meninggal dunia seketika di Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Sementara itu dalam saling menyerang itu seorang Anggota BRIMOB terkena Panah yang dilepaskan oleh masyarakat
Setelah ada korban masyarakat yang ada di sekitar memanggil mobil dan membawa Yan Pigai ke RSUD di Madi, beberapa saat kemudian datang Kepala Distrik Paniai Barat dengan mobil ambulance untuk membawa korban, tetapi masyarakat yang menolak untuk membawa korban yang meninggal, akhirnya Ambulance hanya membawa korban yang masih hidup. Pada jam 11.00 KAPOLRES Paniai dan rombongan perwira lengkap dengan mobil tiba di TKP, dan langsung menuju MAKO BRIMOB di Aikai untuk menenangkan anggota BRIMOB, setelah itu KAPOLRES memerintahkan anak buahnya dan masyarakat untuk mengangkat korban yang sudah meninggal (MIKA BOMA) ke dalam Mobil  milik POLRES Paniai  serta 1 (satu) orang Anggota BRIMOB yang terkena Panah dari masyarakt dan bersama rombongan dilarikan ke RSUD Paniai di Madi.
Pada jam 12.00, rombongan tiba di RSUD dan dokter langsung memeriksa 3 (tiga) korban masyarakat yang masih hidup tetapi karena peluru masih bersarang dalam tubuh korban, dan peralatan bedah dan dokter bedah di RSUD Paniai tidak ada maka korban dirujuk ke RSUD Nabire, kemudian pada jam 14.00 ketiga korban dengan menggunakan pesawat Aviasatar di terbangkan ke Nabire.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar